Selasa, 29 November 2011

Arti Ruh,Nafs dan Akal menurut Imam Al-Ghazali

Ruh
Berbicara tentang Ruh maka tidak bisa dilepaskan dari salah satu faktor pendukung yang tak kalah penting, yaitu Hati. Dalam hal ini hati mempunya dua makna, pertama adalah hati sebagai salah satu organ tubuh berupa sepotong daging yang terdapat pada tiap – tiap makhluk hidup. Kedua adalah makna hati (Qalb, kalbu) sebagai sesuatu yang tak kasat mata (Lathifah), tidak dapat diraba dan bersifat Rabbani ruhani, dia adalah bagian utama dari manusia yang berpotensi mencerap ( memiliki daya tanggap atau persepsi) untuk mengenal dan mengetahui yang di tujukan kepadanya segala pembicaraan dan penilaian, yang di kecam dan yang di mintai pertanggung jawaban, meskipun dua makna hati dia tas berbeda akan tetapi tetap memiliki keterkaintan seperti keterkaitan antara Aradh (sifat yg berubah ubah) dengan Jisim, kesimpulannya adalah pertama sesuatu yang abstrak yang bersemayam di dalam rongga hati biologis dan mengalir melalui urat –urat serta pembuluh ke seluruh anggota tubuh. Adapun mengalirnya membawa limpahan cahaya kehidupan , perasaan, penglihatan, pendengaran dan penciuman.kedalam semua anggota badan adalah ibarat melimpahnya cahaya dari pelita yang menerangi seluruh ruangan sehingga menjadi terang. Adapun permisalan kehidupan adalah ibarat cahaya di atas dinding rumah, sedangkan ruh ibarat pelita. Maka melimpahnya ruh serta geraknya dalam batin seseorang, sama seperti geraknya pelita di seluruh penjuru rumah akibat gerakan si penggerak. Makna kedua bagi “ruh” adalah bagian manusia yang berupa lathifah ( sesuatu yang sangat halus dan lembut, tidak kasat mata dan tidak dapat di raba) yang mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan mencerap. Allah berfirman dalam surat Al-isra : 85 “Mereka bertanya ke padamu (Nabi Muhamad) tentang ruh, katakanlah ruh itu adalah urusan khusus tuhanku.

Nafs
Kata Nafs mengandung beberapa makna ( jiwa, diri, nafsu, sukma, dsb). Namun yang berkaitan dalam pembahasan ini hanya ada dua makna saja , pertama yang mencakup emosi atau amarah dan ambisi atau hasrat dalam diri manusia (biasa disebut ‘nafsu”). Makna inilah yang biasa digunakan para ahli tasawuf , karena mereka mengartikan kata nafs sebagai sesuatu sifat yang tercela pada diri manusia. Itulah sebabnya mereka mengharuskan untuk melawan hawa nafsu atau pun mengekangnya.
Makna tersebut juga di isyaratkan oleh nabi Muhamad SAW seperti dalam sabdanya “musuhmu yang terbesar adalah hawa nafsu yang ada dalam dirimu”.
Makna kedua dari Nafs adalah seperti makna hati di atas, yaitu sesuatu yang abstrak yang membentuk diri manusia secara hakiki.
Sehingga dalam hal ini boleh dikatakan bahwa Nafs mempunyai dua makna Yaitu “Hawa nafsu” yang selalu menyuruh kedalam kejahatan dan tindakan tidak terpuji dan Nafs sebagai jati diri manusia yang terpuji karena memiliki potensi untuk mengetahui tentang ALLAh dan segala sesuatu yang lain.

Akal Kata ini juga mengandung beberapa makna, akan tetapi dalam hal ini hanya akan kita bahas dua makna saja
Pertama adalah “pengetahuan yang berkaitan tentang hakikat segala sesuatu yang bertempat di dalam hati”.
kedua adalah “bagian dari manusia yang menyerap kemampuan (sama seperti makna Hati diatas), seperti yang kita ketahui bahwa di dalam dir setiap orang ada semacam wadah untuk menampung pengetahuan, oleh karena itu kata akal kadang juga digunakan untuk menyebutkan tentang sifat yang melekat pada diri seseorang yang berpengetahuan.
Nabi Muhamad SAW bersabda “yang pertama kali di ciptakan oleh ALLAH adalah akal”. Sebab pengetahuan bersifat ‘Aradh (aksiden) tidak dapat dibayangkan sebagai (makhluk) ciptaan yang pertama, tentunya wadahnya telah tercipta sebelumnya atau bersamaan dengannya.
Wallahu’alam bi-ash-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar